Penjelasan Tentang Audio Digital


Pengertian Audio Digital
Audio Digital merupakan versi digital dari suara analog. Pengubahan suara analog menjadi suara digital membutuhkan suatu alat yang disebut Analog to Digital Converter (ADC). ADC akan mengubah amplitudo sebuah gelombang analog ke dalam waktu interval (sampel) sehingga menghasilkan penyajian digital dari suara.

Digital to Analog Converter (DAC) akan mengubah suara digital ke alat suara analog (speaker). Audio digital merupakan penyajian dari suara asli. Dengan kata lain, audio digital merupakan sampel suara. Kualitas perekaman digital bergantung pada seberapa sering sampel diambil (angka sampling atau frekuensi dihitung dalam kiloHertz atau seribu sampel per detik). Tiga frekuensi sampling  yang  paling  sering  digunakan  dalam  multimedia adalah kualitas CD 44.1 kHz, 22.05 kHz dan 11.025 kHz dengan ukuran sampel 8 bit dan 16 bit.   Ukuran sampel 8 bit menyediakan 256 unit deskripsi jarak dinamis atau amplitudo (level suara dalam satu waktu). Ukuran file dari audio digital bergantung pada angka sampling, resolusi dan channel-nya (Stereo atau Mono).

Kualitas perekaman digital bergantung pada seberapa sering sampel diambil dan berapa banyak angka yang digunakan untuk menyajikan nilai dari tiap sampel (bitdepth, ukuran sampel, resolusi, jarak dinamis). Semakin sering sampel diambil, semakin banyak data yang disimpan mengenai sampel, semakin bagus resolusi dan kualitas suara yang ditangkap ketika diputar. Artinya, kualitas suara akan semakin tinggi. Semakin tinggi kualitas suara, semakin besar pula ukuran file yang dihasilkan. Resolusi audio (8 bit atau 16 bit) menentukan akurasi proses digital dari suara. Penggunaan bit yang lebih besar untuk ukuran sampel akan menghasilkan hasil rekaman yang menyerupai versi aslinya.

Format Audio
Format audio adalah suatu bentuk file yang digunakan dalam menyimpan berkas audio pada sistem komputer. Bentuk file audio secara garis besar terbagi menjadi 3 golongan :
• Uncompressed audio format (format audio tanpa kompresi)
• Lossless compressed audio format (format audio terkompresi tanpa kehilangan (mutu))
• Lossy compressed audio format (format audio terkompresi dengan kehilangan (mutu))

Jenis-jenis Format File Audio
1. Uncompressed audio format adalah sebuah format audio tanpa kompresi. Format ini dapat menyimpan audio dengan tetap mempertahankan keutuhan setiap bit dan sample rate dari sumber yang dihasilkan. Sebagai contoh, sebuah file uncompressed yang dihasilkan dari proses rip sebuah audio cd juga mempunyai spesifikasi yang sama dengan source-nya (2 channel PCM, 44 kHz sample rate dan 16 bit depth). Selain dipilih untuk rip CD, format uncompressed juga lazim digunakan sebagai output format dari proses recording di software DAW (Digital Audio Workstation).
Beberapa contoh uncompressed audio format adalah :
• PCM
• WAV (Waveform Audio Format)
• AIFF
• AU
• BWF

2. Lossless compressed audio format adalah sebuah format audio yang dapat menyimpan data dengan size yang lebih kecil dari uncompressed format, namun dengan kualitas yang identik. Lossless audio dihasilkan dari sebuah proses kompresi lossless. Dengan cara ini, proses kompresi diusahakan untuk mempertahankan data yang benar-benar terpakai, dan hanya membuang data yang benar-benar tidak diperlukan (dikenal dengan sebutan statistical redudancy). Secara teori, lossless audio memiliki ukuran 55% - 65% dari ukuran jenis format uncompressed, namun angka ini bisa lebih rendah atau lebih tinggi, tergantung dari banyak dan kompleksnya data yang di-encode dari sumbernya.
Beberapa contoh lossless compressed audio format adalah :
• FLAC (Free Lossless Audio Codec)
• WavPack
• Monkey's Audio (filename extension APE)
• WavPack (filename extension WV)
• Shorten
• Tom's Lossless Audio Kompressor (TAK)
• TTA
• ATRAC Advanced Lossless
• Apple Lossless (ALAC)
• Lossless Windows Media Audio (WMA)

3. Lossy compressed audio format atau biasa disebut lossy format, adalah sebuah format audio yang dapat menyimpan data dengan size yang lebih kecil lagi dari losless format. Lossy format dihasilkan dari proses lossy compression dengan tingkat kompresi yang lebih tinggi dari lossless. Pada proses kompresinya, terjadi penghapusan data demi menekan ukuran file menjadi lebih rendah. Ini berbanding terbalik dengan pengertian lossless compression yang tidak ada degradasi kualitas pada output file. Secara teori, tujuan utama lossy compression adalah membuang informasi pada audio yang dipersepsikan tidak terlalu dapat terdengar oleh telinga manusia (metode Psychoacoustics), namun pada praktiknya, akan ada noticeable differences antara lossy, lossless dan uncompressed format, terutama jika dikompresikan pada high-end sound system. Tingkat kompresi pada lossy dibagi menjadi beberapa level, dengan bitrate yang menjadi patokan utamanya. Semakin tinggi bitrate yang dipilih, semakin rendah tingkat loss of quality yang dihasilkan, vice versa.

Ada beberapa teknik pada lossy compression. Ada Huffman coding, Quantization, Channel Coupling (Mid/side & Intensity Joint Stereo), MDCT, Subband dan Lowpass Filter. Tipe dan intensitas yang dipakai tergantung pada format, encoder dan preset bitrate yang dipilih. Pemakaian Quantization misalnya, dapat menghasilkan noise. Lowpass Filter, dapat mereduksi signal (frequency tinggi) pada angka tertentu. Intensity Stereo, dapat menyebabkan soundscape atau ruang lingkup suara terkesan lebih sempit. Namun, biasanya ini hanya dapat jelas terdengar pada format lossy dengan bitrate rendah. Beberapa contoh lossy compressed audio format adalah :
• MP3
• Vorbis (OGG)
• Musepack (MPC)
• ATRAC
• Lossy Windows Media Audio (WMA)
• AAC (Advanced Audio Coding)
• RAW
• mid (MIDI)
• gsm
• dct
• vox
• mp4/m4a(MPEG-4)
• mmf (Samsung)
• ra (Real Audio)
• ram (Real Audio)
• dss (Digital Speech Standard)
• msv (Sony)
• dvf (Sony)
• IVS
• m4p (Apple)
• iklax
• mxp4
• Sony atrac (.wav), buka file ini dengan app ATRAC3.
Lebih baru Lebih lama